Langsung ke konten utama

Postingan

Orang Tua Harus Menghormati Anak. Apa Betul?

Anak harus menghormati orang tua. Tentu semua orang setuju akan hal ini. Tapi tahukah Anda, sesungguhnya orang tua juga harus menghormati anaknya? Wah kok bisa begitu? Mari kita bahas. Kepercayaan Pada Umumnya Umumnya orang beranggapan bahwa seorang anak wajib menghormati orang tuanya dalam kondisi apapun. Dalam pandangan ini, orang tua menuntut si anak untuk selalu hormat pada orang tuanya apapun yang terjadi, bagaimanapun perlakuan orang tua kepadanya. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa si ibu adalah orang yang telah melahirkannya, dan si ayah adalah orang yang telah memberinya penghidupan. Hal itu mungkin tidak salah, tapi merupakan pandangan yang sebetulnya kurang bijak dan tidak adil bagi si anak. Jika kita ingin anak kita tumbuh menjadi manusia seutuhnya yang mempunyai martabat, bahagia, dan mempunyai kesehatan mental yang baik, pikirkanlah lagi mengenai pandangan itu. Mengapa demikian? Memahami Cara Belajar Anak Dasarnya adalah dengan memahami bagaimana perilaku belajar ana
Postingan terbaru

Bagaimana Cara Mengatasi Anak Yang Tiba-Tiba Merengek Minta Dibelikan Sesuatu Yang Tidak Perlu?

Jawabannya bisa bermacam-macam, tergantung usia anak. Ini pengalaman saya dengan 3 anak lelaki saya yang masih kecil-kecil. Ketika Anak Masih Sangat Kecil Ketika anak masih sangat kecil dan belum bisa diajak berkomunikasi 2 arah (misalnya usia 1–3 tahun) ini strategi saya: Kalau pergi ke swalayan atau toko bersama anak, saya tidak membiasakan selalu membelikan mereka sesuatu, kecuali kalau tujuannya memang untuk berbelanja kebutuhan mereka. Kalau sekedar dia mau menemani saya pergi saja, ya saya belanja sesuai kebutuhan saja. Ketika sedang di toko, jika anak mengambil sesuatu dari rak, saya akan membiarkannya, saya anggap dia hanya ingin bereskplorasi saja, bukan berarti saya wajib membelikannya. Ketika belanja sudah selesai, saya minta dia untuk mengembalikannya, atau saya pisahkan barangnya. Lebih baik seperti itu daripada langsung kita larang, karena kalau langsung kita larang justru anak malah bisa ngambek dan akhirnya malah memaksa kita untuk membeli. Kalau memang terjadi anak mem

Apakah Bentakan Orang Tua Termasuk Kesalahan Dalam Mendidik Anak?

Ini pertanyaan yang tidak bisa dijawab sesimpel Ya atau Tidak. Ada banyak perspektif di dalamnya. Dalam dunia yang ideal, tentu membentak anak adalah sesuatu yang tidak baik, sesuatu yang salah, sesuatu yang buruk. Tapi ortu bukanlah robot. Ortu juga manusia biasa yang punya perasaan, punya emosi, yang bisa lelah, yang kadang juga butuh  me time , kadang butuh dimengerti, dan kadang juga bisa hilang kontrol. Bagi yang belum pernah merasakan menjadi orang tua, mungkin akan dengan mudahnya bilang membentak anak itu salah, harus pakai cara halus, saya berjanji tidak akan melakukannya jika punya anak nanti. Tapi setelah jadi orang tua dan punya anak, tidak semudah itu fergusso. Bohong banget kalau saya bilang saya gak pernah marah atau gak pernah membentak anak-anak saya sedikitpun. Bukan saya mau membela diri, bukan pula mau membenarkan perbuatan membentak anak. Namun baik buruknya, semua tergantung bagaimana keseharian kita bersama anak, dan bagaimana kita kemudian menyikapinya jika samp

Seperti Apakah Model Pendidikan Abad 21 Itu?

Membicarakan pendidikan, saya selalu teringat dengan ilustrasi di gambar ini yang konon diinspirasi oleh  quote  dari Einstein (gambar diambil dari google). Ya seperti itulah pendidikan kita sekarang. Anak cenderung diwajibkan mencapai standar yang sama. Anak pintar adalah anak yang jago matematika, sains, dan mata pelajaran semacamnya. Sisanya, ya anak bodoh. Menyedihkan sekali bukan? Saya jadi mau berbagi mengenai satu sekolah yang menurut saya memiliki kurikulum dan metode yang cocok dengan kriteria pendidikan abad 21. Ini berdasarkan pengalaman nyata, dan apa yang saya lihat jauh sekali dibanding pendidikan konvensional yang saya dapat waktu kecil dulu. Tidak Ada Ranking di Kelas Sekolah ini tidak lagi menerapkan peringkat ranking di kelas. Setiap anak dianggap sebagai individu yang unik yang berbeda-beda, karena itu tidak bisa disamaratakan pencapaian dan cara belajarnya. Penerapan ranking sama saja artinya menerapkan standarisasi yang sama ke semua anak. Melatih Murid Untuk Berpi

Orang Tua Juga Harus Menghormati Anak

Anak harus menghormati orang tua, tentu semua orang tahu ini. Tapi apakah kamu tahu bahwa orang tua juga harus menghormati anak? Waduh, bagaimana maksudnya? Ini masih terkait dengan buku "Hunt, Gather, Parent" yang sedang saya baca. Dalam buku ini disebutkan, jika kamu adalah orang tua yang sering memaksa anak untuk melakukan ini itu, anak akan tumbuh dengan penuh kemarahan dan menjadi tidak punya rasa hormat  ( respect) kepada orang tua dan orang yang lebih tua. Wah, celaka sekali bukan! Jadi harus bagaimana?  Solusinya adalah perlakukan anak bukan sebagai anak kecil tapi sebagai orang dewasa yang kecil ( small adults ). Yang dimaksud di sini adalah berbicara dan menjalin komunikasi dengan mereka layaknya dengan orang dewasa saja, bukan menganggap mereka anak kecil yang lebih rendah. Kita sebagai orang dewasa tentu tidak suka jika ada orang memaksa kita untuk melakukan ini itu. Nah, sama juga dengan anak-anak, mereka juga tidak suka jika ada orang yang memaksa mereka. Memak

Buku Parenting: Hunt, Gather Parent

Sekian tahun jadi orang tua, ternyata saya masih harus banyak belajar. Mengandalkan instink saja itu tidak cukup. Berpikir anak akan baik2 saja dan akan berubah atau mengerti sendiri ketika sudah besar itu juga bukan pemikiran yang bijak, karena kenyataannya tidak demikian. Anak itu harus dilatih. Semua harus dibina dan dipikirkan sejak awal, kalau kita tidak mau segalanya terlambat dan akhirnya frustrasi sendiri. Sayangnya, tidak ada sekolah untuk orang tua, atau kursus bersertifikat untuk bisa jadi ortu handal, jadi mau gak mau harus belajar dan cari sendiri sumber2 ilmunya. Di saat merasa butuh, nemu buku ini yang isinya bagus banget. Buku parenting yang menurut saya sangat unik karena berisi tentang cerita pengalaman nyata seseorang yang melakukan penelitian, termasuk untuk bisa menangani anaknya sendiri.  Beberapa ilmu parenting yang disebutkan di buku ini sedikit banyak sudah saya ketahui dan menjadi penegasan kembali akan apa yang sudah saya praktekkan, tapi masih banyak lagi il

Perkara Makan

Efek gak ada mbak sebulan lebih... anak-anak semua jadi terbiasa makan sendiri tanpa disuapi. Plus tertib selalu di meja makan. Si tengah (5 th) yang tadinya masih ogah2an dan maunya disuapi, sekarang sudah konsisten selalu makan sendiri. Menular ke adiknya si bungsu (2 th 10 bulan) juga sekarang jadi lebih senang makan sendiri di meja makan ketimbang disuapi sambil bermain. Alhamdulillah... sangat mengurangi kerepotan tanpa ART. Dan senangnya, justru makan mereka jadi lebih banyak. Bicara masalah makan anak, ini memang satu hal yang tricky alias susah-susah gampang, sering jadi momok para ortu, termasuk saya. Dari masalah susah makan, pilih-pilih, dsb. Waktu bisa habis banyak hanya mengurusi masalah makan anak saja, apalagi jika masih balita. Berhubung saya sekarang WFH dan sering di rumah hanya bersama anak-anak saja, saya harus putar otak. Strategi yang saya terapkan dan ternyata sangat efektif membuat anak-anak mau makan adalah dengan "menunggu" mereka lapar. Sudah j