Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Mengapa Kita Harus Berhenti Mendewa-dewakan Susu Sapi

1. Komposisi susu sapi lebih cocok untuk anak sapi, bukan manusia Komposisi susu sapi sebetulnya tidak cocok untuk manusia karena memang diciptakan untuk anak sapi. Laktosa (Gula Susu) yang terkandung di dalamnya justru lebih banyak menimbulkan masalah kesehatan seperti obesitas, kolesterol, dll. Kalsium yang terkandung dalam susu sapi pun sebetulnya tidak dikenali komposisinya oleh tubuh manusia, sehingga tidak bisa diserap dengan baik. Tidak ada susu lain yang perlu manusia konsumsi selain ASI. 2. Kalsium dalam susu sapi tidak mudah diserap oleh tubuh manusia Seringkali orang mementingkan asupan susu sapi karena kandungan kalsiumnya. Padahal kalsium dari susu sapi tidak mudah diserap oleh tubuh manusia, dan justru akan menjadi “sampah” dalam tubuh. Inilah mengapa anak yang banyak mengkonsumsi susu sapi justru lebih mudah sakit. Masih banyak makanan berkalsium lain yang mudah diserap kalsiumnya oleh tubuh manusia (seperti brokoli dan lettuce). Kandungan kalsium dalam ASI mas

Juklak Memberi Makan Anak

1. Semua anak batita/balita pasti melalui fase GTM (Gerakan Tutup Mulut) Ini karena kebutuhan kalori anak memang jauh menurun ketika dia sudah melewati usia 1 tahun. Bisa dibilang ini adalah mekanisme “diet” alami dan naluriah yang dijalankan anak. Jika anak mengkonsumsi kalori dalam jumlah yang sama terus menerus seperti ketika dia belum berumur 1 tahun, anak akan tumbuh menjadi seperti bola (obesitas). Jadi bersiaplah menghadapi hal ini dan dampingi anak dengan sabar. 2. Jadikan dan tumbuhkan pemahaman bahwa makan merupakan kebutuhan , caranya: Beri makan pada interval teratur selang 3-4 jam . Biasakan beri makan pada interval teratur tanpa ada pemberian makanan di antaranya. Ini demi mendorong nafsu makan anak pada saat jam makan. Masa pertumbuhan bukan berarti anak harus makan setiap saat . Memang betul anak masih dalam masa pertumbuhan, tapi ini bukan berarti anak harus makan terus menerus. Lebih baik memberlakukan interval makan yang jelas seperti di atas sehingga anak