Langsung ke konten utama

Orang Tua Harus Menghormati Anak. Apa Betul?

Anak harus menghormati orang tua. Tentu semua orang setuju akan hal ini.

Tapi tahukah Anda, sesungguhnya orang tua juga harus menghormati anaknya? Wah kok bisa begitu? Mari kita bahas.

Kepercayaan Pada Umumnya

Umumnya orang beranggapan bahwa seorang anak wajib menghormati orang tuanya dalam kondisi apapun. Dalam pandangan ini, orang tua menuntut si anak untuk selalu hormat pada orang tuanya apapun yang terjadi, bagaimanapun perlakuan orang tua kepadanya. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa si ibu adalah orang yang telah melahirkannya, dan si ayah adalah orang yang telah memberinya penghidupan.

Hal itu mungkin tidak salah, tapi merupakan pandangan yang sebetulnya kurang bijak dan tidak adil bagi si anak.

Jika kita ingin anak kita tumbuh menjadi manusia seutuhnya yang mempunyai martabat, bahagia, dan mempunyai kesehatan mental yang baik, pikirkanlah lagi mengenai pandangan itu.

Mengapa demikian?

Memahami Cara Belajar Anak

Dasarnya adalah dengan memahami bagaimana perilaku belajar anak sebenarnya. Pahamilah bahwa anak sesungguhnya lebih banyak belajar dari mencontoh apa yang dia lihat dan alami sehari-hari, bukan dari banyaknya nasehat, omelan, dan petuah yang diberikan kepadanya. Karena itu, suka tidak suka, mau tidak mau, orang tua harus menjadi role-model bagi anaknya. Apa yang anak lihat pertama kali dari orang tuanya akan dia pahami sebagai sesuatu yang benar dan pasti akan ditiru. 

Jadi, jika ingin anak menghormati orang tua, apakah yang orang tua harus lakukan terhadap si anak? Apakah dengan memberinya ceramah setiap hari mengenai kewajiban anak untuk menghormati orang tua? Tidak. Cara paling efektif adalah dengan orang tua mencontohkannya dengan bersikap hormat pada anak lebih dulu dalam keseharian. Mengapa? Karena anak belajar dari mencontoh. Bagaimana orang tua memperlakukan anak, akan berbalik kepada orang tua itu sendiri.

Sesungguhnya rasa hormat yang murni dan sejati dari si anak kepada orang tua bukanlah hak orang tua yang didapat begitu saja, tapi harus diusahakan oleh si orang tua itu sendiri.

Orang Tua Sebagai Role-Model

Perilaku anak terhadap orang tua adalah cerminan perilaku orang tua itu sendiri terhadap si anak. Oleh sebab itu, jika perilaku anak bermasalah, yang orang tua harus lakukan pertama kali adalah melakukan introspeksi diri bagaimana selama ini dia memperlakukan si anak.

Jika kamu adalah orang tua yang sering memaksa anak untuk melakukan ini itu, anak akan tumbuh dengan penuh kemarahan dan menjadi tidak punya rasa hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua. Celaka sekali bukan?

Contoh lain, adalah hal yang kontradiktif jika orang tua meminta anaknya untuk bersikap sabar sambil membentak dan marah. Karena ini menunjukkan bahwa si orang tua sendiri bersikap tidak sabar.

Ini berlaku juga dalam banyak hal. 

Ingin anak mau selalu mendengarkan orang tua? Orang tua harus mencontohkan dulu bagaimana menjadi pendengar yang baik bagi anak.

Ingin anak sigap jika dipanggil oleh orang tua? Orang tua harus selalu merespon anak dengan sepenuh hati.

Ingin Anak punya empati? Orang tua harus banyak menunjukkan sikap empati terhadap berbagai kondisi anak.

Ingin anak menjadi orang yang sabar? Orang tua berusaha selalu bersikap sabar dan tenang menghadapi anak meskipun si anak sedang tidak sabar.

Dan banyak hal lainnya.

Sebaliknya, mungkin saatnya bagi orang tua untuk melakukan introspeksi diri jika menemukan anaknya:

  • Suka membantah perkataan orang tuanya.
  • Tidak mau mendengarkan perkataan orang tuanya.
  • Suka berbicara dengan berteriak-teriak dari jauh.
  • Suka menyalah-nyalahkan orang tuanya jika terjadi sesuatu.
  • Sering bersikap tidak sabar.
  • dst.
Arti Menghormati Anak

Menghormati anak artinya antara lain adalah:

  • Menyadari bahwa anak mempunyai kebutuhan yang berbeda dari orang dewasa, misal: anak butuh lebih banyak bergerak, bermain, bereksplorasi.
  • Menghargai pemikiran anak meskipun masih absurd.
  • Mau mendengarkan perkataan anak dengan sungguh-sungguh.
  • Mau meluangkan waktu untuk anak.
  • Bersikap baik dalam berinteraksi dengan anak, dalam merespon mereka, dalam berbicara, dan dalam berkomunikasi sehari-hari.
  • Memperlakukan anak bukan sebagai anak kecil, tapi seperti orang pada umumnya, namun dia masih bertubuh kecil dan masih butuh banyak belajar.

Namun, menghormati anak bukan berarti:

  • Orang tua menjadi takut pada anak.
  • Orang tua mengiyakan apapun permintaan anak.
  • Orang tua memanjakan anak.

Anak tetap butuh figur berotoritas yang dapat membimbingnya dalam menentukan hal yang baik dan buruk. Orang tua tetap harus tegas dalam menentukan batasan dan disiplin, tapi semuanya dilakukan dengan sikap yang ramah dan baik, bukan dengan omelan dan marah-marah.

Cara Mewujudkannya

Lalu bagaimana mewujudkan itu semua?

Seperti pernah dibahas sebelumnya, caranya adalah dengan membangun koneksi yang positif antara orang tua dan anak. Percayalah, menjadi contoh bagi anak adalah cara yang paling efektif dalam mewujudkan itu semua. Itulah pentingnya belajar ilmu parenting yang tepat.

Mari belajar bersama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Tangki Cinta Anak

Ini adalah tulisan yang saya rangkum dari Bab 1-2 buku "Hypnotherapy for Children" karya Adi W. Gunawan, seorang ahli hipnoterapi. Penjelasan teori dalam buku tersebut banyak membukakan mata saya mengenai apa yang sebenarnya menjadi "akar permasalahan" ketika perilaku anak kita bermasalah. Ini sangat membantu saya memahami anak dan bagaimana saya harus bersikap dan memperlakukan anak. Bagi saya ini bukan hanya sekedar teori. Tidak ada yang mengatakan menjadi orang tua itu gampang, tapi tidak ada yang mustahil untuk ditangani selama kita berpikir positif. Karena itu saya pribadi selalu membaca dan membekali diri saya dengan ilmu parenting sebanyak-banyaknya, sambil tidak lupa selalu melakukan introspeksi diri dan open-minded , yaitu berusaha tidak menyangkal jika ada masalah dan mengakui jika kita melakukan kesalahan. Jika orang tua selalu dalam posisi  denial , sesungguhnya anak juga lah yang akan jadi korban, dan itu akan menjadi bumerang bagi orang tuanya se...

Cerita Setelah 4 Bulan Sekolah di Preschool HS

Tahun lalu kami sempat sangat sedih ketika mengetahui anak pertama kami, Rei (saat ini 4 tahun), ditolak masuk di sekolahnya yang sekarang. Tapi sepertinya memang Allah sudah punya rencana lain. Banyak hikmah positif yang bisa diambil dari peristiwa itu. Hikmah pertama, kami jadi berusaha lebih keras untuk mengejar “ketertinggalan” yang dialami Rei. Dari mulai mengurangi dan akhirnya menghentikan gadget, lebih banyak berinteraksi dua arah dengannya, sampai berusaha membuat bicaranya menjadi lebih jelas, bahkan lewat ahli terapi wicara. Alhamdulillah, Rei berhasil dan dinyatakan diterima di percobaan masuknya yang kedua di tahun berikutnya. Hikmah kedua adalah, kami jadi bisa lebih membandingkan hasil pendidikan antara sekolah yang satu dengan yang lainnya, dan menilai mana kurikulum yang memberikan hasil yang lebih nyata. Dan dengan begitu juga kami bisa lebih yakin apakah kami sudah membuat keputusan yang tepat. Untuk anak kedua, kami jadi bisa lebih siap dan tidak perlu melakukan...

Proses Lebih Penting daripada Hasil (Kaitannya dengan Pola Asuh Anak)

Pola pikir yang lebih mementingkan HASIL ketimbang PROSES sepertinya memang sudah sangat mendarah daging di masyarakat kita. Dari hal kecil yang bisa kita temui sehari-hari, sampai hal besar, semua mencerminkan kalau ‘kita’ memang lebih senang langsung menikmati hasil, tapi enggan atau malas melewati prosesnya. Ini artinya lebih banyak orang yang tidak sabar, cenderung ambil jalan pintas, dan mau gampangnya saja, yang penting hasilnya tercapai. Hasil memang penting, tapi proses untuk mencapai hasil itu lebih penting lagi. Gak percaya? Tidak usah jauh-jauh. Untuk mendapat nilai A di sekolah, banyak cara yang bisa ditempuh. Lebih baik mana, si Ali yang belajar sungguh-sungguh, atau si Mawar yang mendapat nilai atas hasil mencontek? Dua-duanya sama mendapat nilai A. Tapi proses untuk mencapai nilai A itu yang membuat si Ali jauh lebih berkualitas dibanding si Mawar. Di dunia nyata pasti akan kelihatan ketika mereka harus mengimplementasikan ilmu yang mereka miliki. Memang sudah ...