Selalu suka membaca puisi Khalil Gibran yang satu ini. Membuat saya selalu ingat dan berpikir kembali mengenai keberadaan dan misi saya di dunia ini sebagai orang tua.
Anak adalah berkah dari Tuhan yang terindah.
Mereka lahir ke dunia bukan untuk kita omeli setiap hari, tapi kita asuh dengan penuh cinta dan doa. Namun juga bukan untuk kita manja setiap hari, tapi kita didik untuk kelak menjadi orang yang tegar, bijak, dan membawa keberkahan bagi sekitarnya.
Anak juga sekaligus adalah ujian.
Ujian apakah kita bisa lebih sabar. Ujian apakah kita bisa lebih bijaksana. Ujian apakah kita bisa selalu bersyukur dalam kondisi apapun. Ujian apakah kita bisa menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya. Dan ujian apakah kita bisa selalu tawakal kepada-Nya.
Sebagai hamba Allah yang yang kelak akan kembali kepada-Nya, saya merasa tidak berhak untuk berlaku tidak baik, keras, maupun kasar kepada anak, karena mereka adalah titipan-Nya yang harus kita jaga sebaik-baiknya.
Anak adalah berkah dari Tuhan yang terindah.
Mereka lahir ke dunia bukan untuk kita omeli setiap hari, tapi kita asuh dengan penuh cinta dan doa. Namun juga bukan untuk kita manja setiap hari, tapi kita didik untuk kelak menjadi orang yang tegar, bijak, dan membawa keberkahan bagi sekitarnya.
Anak juga sekaligus adalah ujian.
Ujian apakah kita bisa lebih sabar. Ujian apakah kita bisa lebih bijaksana. Ujian apakah kita bisa selalu bersyukur dalam kondisi apapun. Ujian apakah kita bisa menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya. Dan ujian apakah kita bisa selalu tawakal kepada-Nya.
Sebagai hamba Allah yang yang kelak akan kembali kepada-Nya, saya merasa tidak berhak untuk berlaku tidak baik, keras, maupun kasar kepada anak, karena mereka adalah titipan-Nya yang harus kita jaga sebaik-baiknya.
Anak-anakmu bukanlah
anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak
kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui
engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada
bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat
memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki
ikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan
tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu
tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun
dalam mimpi
Engkau bisa menjadi
seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak
berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur
tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah
membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga
anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh
Jadikanlah tarikan tangan
sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai
anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah
diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
Komentar
Posting Komentar